Nilai Sosial dalam Penilaian: Aset Sosial (Bagian III)
Pada bagian pertama, kita telah membahas mengenai definisi dan konsep dasar Nilai Sosial. Bagian kedua, membahas lebih lanjut tentang contoh kondisi Nilai Sosial. Pembahasan bagian III adalah mengenai Aset Sosial untuk lebih memahami Nilai Sosial.
Latar Belakang Mengapa Nilai Sosial Ada? Kaitannya dengan Aset Sosial
Seperti yang dapat dilihat dari contoh-contoh kondisi Nilai Sosial di artikel sebelumnya, keputusan untuk memiliki aset dengan tujuan utama memberikan manfaat moneter kepada pemilik aset atau memberikan manfaat sosial kepada pengguna aset dan non-pengguna aset, dapat memiliki dampak yang signifikan pada signifikansi relatif elemen Nilai Sosial. Ketika aset dipegang dengan tujuan utama memberikan manfaat sosial kepada pengguna aset dan non-pengguna aset, aset tersebut dapat dijelaskan sebagai Aset Sosial.
“Aset Sosial” adalah aset atau proyek yang ada terutama untuk memberikan manfaat sosial.
Semua aset, proyek, dan organisasi memiliki dampak sosial dalam beberapa tingkat. Dampak tersebut dapat berkisar dari sangat negatif hingga sangat positif, dan kuantitasnya seringkali tergantung pada pemangku kepentingan yang dipertimbangkan.
Sebagai contoh, selain manfaat kesehatan yang lebih luas yang diberikan kepada masyarakat, pengembangan sebuah rumah sakit swasta besar akan memiliki dampak sosial positif yang ekstrinsik terhadap aset dalam bentuk penciptaan lapangan kerja yang signifikan. Hal ini dapat memiliki dampak menguntungkan lebih lanjut bagi pihak selain mereka yang bekerja di rumah sakit. Misalnya, pemerintah dapat memperoleh manfaat dari peningkatan pajak penghasilan. Rumah sakit umum di daerah tersebut juga dapat menikmati beban pasien yang berkurang sehingga waktu tunggu menjadi lebih singkat. Namun, mungkin ada orang lain di komunitas yang sama yang terkena dampak negatif, misalnya rumah sakit umum di daerah tersebut yang sekarang harus bersaing untuk mendapatkan staf.
Dalam contoh ini, tujuan utama rumah sakit swasta adalah untuk menghasilkan pengembalian atas modal yang telah diinvestasikan, sementara dampak sosialnya adalah fungsi dari bagaimana rumah sakit tersebut beroperasi. Meskipun kedua rumah sakit umum dan swasta memberikan layanan yang serupa, rumah sakit umum yang dijalankan secara nirlaba/non-profit akan memiliki fokus yang lebih rendah dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang telah diinvestasikan (atau manfaat moneter). Oleh karena itu, rumah sakit umum tersebut akan dijelaskan sebagai Aset Sosial, sementara rumah sakit swasta yang dijalankan untuk tujuan mencari keuntungan tidak.
Karakteristik Aset Sosial
Entitas yang secara umum menciptakan, memiliki, atau mengoperasikan Aset Sosial adalah pemerintah, badan amal, nirlaba/non-profit, dan organisasi non-pemerintah.
Aset Sosial ada karena berbagai alasan, tetapi setidaknya mencakup beberapa dari karakteristik berikut:
- Umumnya diperoleh, dibangun, dipegang, dan dikelola oleh entitas non-profit yang bertindak sebagai wali amanat dalam kepentingan publik.
- Umumnya berupa layanan penting, rekreasi atau aset monopolistik secara alamiah, tetapi juga dapat memberikan layanan yang lebih besar untuk kepentingan publik dari sudut pandang lingkungan atau sosial.
- Aset-aset ini sering memiliki pengaturan perencanaan, perjanjian, regulasi, atau sejenisnya yang terpasang padanya untuk memastikan bahwa aset tersebut digunakan sesuai dengan yang dimaksudkan.
- Sering diperoleh atau dibangun menggunakan modal yang dihasilkan dalam bentuk pajak publik atau sumbangan swasta, filantropis, atau publik.
- Dalam beberapa kasus, aset sosial dibeli atau dibangun untuk memudahkan penggunaan tertentu dimana sektor swasta tidak ingin berinvestasi karena tingkat risikonya.
- Seringkali, aset sosial memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat daripada hanya aset itu sendiri, seperti menciptakan lingkungan di mana lebih banyak industri atau manfaat sosial terjadi.
- Biaya akses biasanya gratis atau didiskon.
- Karena biaya aksesnya rendah, aset sosial seringkali tidak menguntungkan secara ekonomi dibandingkan dengan penggunaan aset lain yang digunakan secara komersial.
Berikut ini contoh aset sosial (dapat berbeda di setiap negara, tergantung kebijakan negara tersebut)
Beberapa aset yang disebutkan sebelumnya mungkin tidak dianggap sebagai Aset Sosial, jika tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan keuntungan komersial bagi pemilik aset.
Aset Sosial mempunyai ciri penting, yaitu nilai yang dihasilkan oleh aset tersebut bukan hanya untuk keuntungan pemilik aset saja, melainkan juga untuk kelompok pemangku kepentingan yang lebih besar. Karena itu, model penilaian tradisional yang menilai nilai untuk para penyedia modal cenderung mengabaikan nilai yang lebih luas dari Aset Sosial. Sebaliknya, perkiraan nilai sosial yang terkait dengan aset tersebut bertujuan untuk mengukur manfaat yang diterima oleh pihak yang bukan pemilik aset.
Semoga bermanfaat!
Salam,
Pahami lebih lengkap tentang Nilai Sosial melalui artikel dan link berikut:
- Nilai Sosial dalam Penilaian: Pengantar (Bagian I) membahas latar belakang, definisi, dan contoh.
- Nilai Sosial dalam Penilaian: Pengantar (Bagian II) membahas contoh kondisi Nilai Sosial vs Komersial
- Nilai Sosial dalam Penilaian: Aset Sosial (Bagian III) membahas Aset Sosial untuk lebih memahami Nilai Sosial
- Nilai Sosial: Dapatkah Menjadi Dasar Nilai? (Bagian IV)
Sumber: IVSC, 2021
Penilaian.id oleh Asti Widyahari
Property Valuer & Advisor