Dalam artikel sebelumnya di Penilaian.id, kita telah membahas mengenai pentingnya data pembanding, elemennya, serta unit perbandingan yang digunakan dalam analisis pasar. Sebagai kelanjutan dari topik tersebut, artikel ini akan membahas prinsip-prinsip dalam pemilihan dan penggunaan data pembanding dalam penilaian real property (prinsip data pembanding).
1. Komprehensif
Jumlah data pembanding yang ideal adalah lebih dari satu atau setidaknya tiga data pembanding (SPI 300).
Semakin banyak data yang dapat digunakan, semakin akurat analisis penilaian yang dapat dilakukan. Namun, dalam kondisi pasar dengan keterbatasan data, Penilai dapat mempertimbangkan data yang tersedia dengan hati-hati atau menggunakan metode penilaian lain di luar metode perbandingan data pasar.
2. Sejenis dan Sebanding
Data pembanding yang digunakan harus sejenis dengan objek yang dinilai. Misalnya, jika yang dinilai adalah tanah kosong, maka data pembanding juga sebaiknya berupa tanah kosong. Selain itu, properti yang dibandingkan harus memiliki karakteristik yang sebanding dalam hal bentuk, ukuran, volume, kapasitas, dan karakteristik lain yang relevan dengan objek penilaian.
3. Terbaru
Salah satu faktor penting dalam pemilihan data pembanding adalah keterbaruan data. Data atau informasi yang digunakan berasal dari yang terbaru yang sesuai dengan tanggal penilaian. Hal ini penting untuk memastikan bahwa nilai yang dihasilkan mencerminkan kondisi pasar saat ini.
4. Transaksi atas Dasar yang Wajar dalam Pasar Terbuka
Data pembanding yang digunakan sepatutnya berasal dari transaksi yang terjadi dalam kondisi pasar yang terbuka, bukan dari transaksi yang bersifat khusus atau tidak mencerminkan harga pasar yang sesungguhnya. Misalnya, transaksi antara pihak yang memiliki hubungan khusus (seperti keluarga atau afiliasi bisnis) dapat memberikan nilai yang tidak mencerminkan kondisi pasar sebenarnya.
5. Dapat Diverifikasi
Keabsahan data pembanding sangat penting dalam penilaian properti. Oleh karena itu, data yang digunakan hendaknya dapat diverifikasi dengan dokumentasi yang memadai. Proses verifikasi ini dapat dilakukan melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya.
6. Konsisten dengan Praktik Pasar
Terakhir, data pembanding harus dipilih dan digunakan secara konsisten dengan praktik yang berlaku di pasar. Hal ini mencakup metode pengumpulan data, cara analisis, serta penerapan penyesuaian dalam perbandingan properti. Konsistensi ini memastikan bahwa hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Dengan memastikan data pembanding yang digunakan memenuhi prinsip-prinsip ini, Penilai dapat memberikan estimasi nilai properti yang lebih objektif dan sesuai dengan kondisi pasar. Pemahaman yang baik mengenai prinsip ini juga membantu para pelaku industri properti, investor, dan pihak terkait lainnya dalam membuat keputusan berbasis data yang lebih akurat.
Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai data pembanding, elemen, dan unit perbandingan dalam penilaian properti, Anda dapat membaca artikel sebelumnya di sini Penilaian.id.
Semoga bermanfaat!
Salam,
Property Valuer & Advisor

Penilaian.id oleh Asti Widyahari
Property Valuer & Advisor
Asti Widyahari is an experienced property valuer and advisor based in Jakarta, Indonesia, with extensive expertise in property valuation and property consultancy. She is the founder of Penilaian.id and CekNilai.id. Asti is also an active speaker at international conferences, promoting the property valuation profession and professional development in the sector.
Tentang Asti Widyahari
Asti Widyahari adalah Penilai dan Advisor Properti berpengalaman yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dengan keahlian dalam penilaian properti dan konsultasi properti. Ia adalah pendiri Penilaian.id dan CekNilai.id. Asti juga aktif sebagai pembicara di konferensi internasional, mempromosikan profesi Penilai dan pengembangan profesional di sektor ini.