Hirarki Pengukuran Nilai Wajar

0
1013
Hirarki Pengukuran Nilai Wajar
Hirarki Pengukuran Nilai Wajar

Hirarki Pengukuran Nilai Wajar

Pengukuran nilai wajar merupakan aspek penting dalam bidang keuangan dan akuntansi yang berkaitan dengan penentuan nilai sebuah aset atau kewajiban yang adil dan objektif. Pemahaman tentang hirarki ini sangat penting bagi para profesional keuangan dan akuntansi, karena dapat memberikan dasar yang kokoh dalam mengambil keputusan investasi, penilaian portofolio, serta penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Sebelumnya, di Penilaian.id telah membahas mengenai (rekomendasi untuk dibaca terlebih dahulu): Hirarki Nilai Wajar.

Di artikel ini, mari bahas mengenai Hirarki Pengukuran Nilai Wajar.

 

Pengukuran Nilai Wajar dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan berikut:

  1. Apakah terdapat harga kuotasi/quoted price untuk aset/liabilitas yang identik di pasar aktif?
    1. Jika Ya, maka gunakan Nilai Wajar dengan input Level 1 (pengukuran Level 1), input digunakan tanpa penyesuaian.
    2. Jika Tidak, maka pertimbangkan pertanyaan kedua berikut:
  2. Apakah terdapat data pasar/input selain harga kuotasi yang dapat diakses oleh publik? (Input dapat diobservasi, termasuk informasi publik/pasar lainnya)
    1. Jika Ya, maka gunakan input Level 2 = pengukuran Level 2. Artinya gunakan input selain Harga Kuotasi yang dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
      • Contoh input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda.
    2. Jika Tidak, maka termasuk ke input Level 3 = pengukuran Level 3 (gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi).

 

Hirarki tersebut di atas berkaitan dengan Pendekatan Penilaian, dimana untuk Hirarki Nilai Wajar level 1 hanya dapat menggunakan Pendekatan Pasar, karena data pasar yang dibutuhkan tersedia tanpa melakukan penyesuaian.

Untuk level 2, Pendekatan Pasar, Pendapatan, dan Biaya digunakan.

  • Untuk pendekatan pasar: harga membutuhkan penyesuaian, input data/informasi observable/tersedia untuk publik
  • Pendekatan pendapatan: misalnya dengan metode DCF, dimana arus kas teridentifikasi secara langsung dan masih dalam kategori observable inputs.
  • Pendekatan biaya: dilakukan bila tidak ada harga pasar identik, harga juga membutuhkan penyesuaian namun tetap dalam kategori observable inputs.

Untuk level 3, ketiga pendekatan bisa digunakan namun harga membutuhkan penyesuaian (pendekatan pasar) namun juga seluruh pendekatan menggunakan input data kategori unobservable input.

Demikian hirarki pengukuran Nilai Wajar. Semoga bermanfaat!

 

Salam,

Asti Widyahari

Property Valuer & Advisor

 

CekNilai.id
CekNilai.id – Ketahui estimasi harga wajar properti maupun nilai properti secara mudah hanya di CekNilai.id

CekNilai.id Sekarang!

 


Penilaian.id oleh Asti Widyahari

Property Valuer & Advisor


asti widyahariAbout Asti Widyahari 

Asti Widyahari is an experienced property valuer and advisor based in Jakarta, Indonesia, with extensive expertise in property valuation and property consultancy. She is the founder of Penilaian.id and CekNilai.id. Asti is also an active speaker at international conferences, promoting the property valuation profession and professional development in the sector.

Tentang Asti Widyahari
Asti Widyahari adalah Penilai dan Advisor Properti berpengalaman yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dengan keahlian dalam penilaian properti dan konsultasi properti. Ia adalah pendiri Penilaian.id dan CekNilai.id. Asti juga aktif sebagai pembicara di konferensi internasional, mempromosikan profesi Penilai dan pengembangan profesional di sektor ini.

Contact Asti Widyahari (Managed by Teams)

LEAVE A REPLY