Memahami Biaya Modal (Cost of Equity) – Bagian I
Berhati-hati menggunakan dana untuk berinvestasi dalam sebuah usaha merupakan hal yang umum bagi para investor. Pada dasarnya kita semua adalah calon investor, tetapi memang tidak semua orang memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi pada sebuah bentuk usaha/perusahaan (Ayo harus semangat semuanya!).
Disela waktu mengumpulkan dana untuk berinvestasi, kita tentu perlu mempelajari dan memahami beberapa teori dalam berinvestasi agar investasi kita nantinya (kalau dananya sudah cukup, hehehe), dapat memberikan keuntungan yang optimal.
Ketika seorang investor berinvestasi, asumsinya dia akan mengeluarkan sejumlah harta atau uang sebagai modal. Kemudian atas keluarnya modal, tentunya investor tersebut mengharapkan modalnya kembali dan memberi keuntungan pada tingkat harapan tertentu, hal ini yang disebut dengan biaya modal (cost of equity).
Cost of equity adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para investor atas investasi modal mereka di sebuah perusahaan atau usaha. Dalam konteks keuangan, cost of equity mencerminkan risiko yang diambil oleh para pemegang saham (pemodal) dengan memiliki saham di sebuah perusahaan atau usaha. Ini adalah tingkat pengembalian minimum yang harus diperoleh perusahaan untuk membenarkan pengambilan risiko dari para investor ekuitas.
Cost of equity sering dihitung menggunakan model Capital Asset Pricing Model (CAPM), yang rumusnya adalah:
Cost of Equity = Rf + β×(Rm−Rf)
Dimana:
- Rf = Risk-free rate (tingkat pengembalian bebas risiko, seperti obligasi pemerintah)
- β\betaβ = Beta (ukuran sensitivitas saham terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan)
- Rm = Market return (tingkat pengembalian pasar keseluruhan)
Dalam praktek penilaian, teori cost of equity sering dijumpai pada saat proses analisis dalam penilaian usaha maupun penilaian properti untuk jenis properti yang menghasilkan (income producing property) pada saat penilaian dilakukan dengan pendekatan pendapatan (income approach).
Umumnya cost of equity digunakan untuk menentukan faktor diskonto (discount rate) secara langsung atau sebagai bagian yang digunakan untuk menghitung WACC (weighted average cost of capital) yang kemudian dijadikan faktor diskonto dalam asumsi proyeksi kinerja objek penilaian untuk mencari nilai kini (present value).
Berikut adalah contoh sederhana dari cost of equity dalam kegiatan sehari-hari (Baca di sini).
Demikian artikel Memahami Biaya Modal (Cost of Equity) Bagian I, nantikan bagian selanjutnya! Semoga bermanfaat!
Salam,
Properti Valuer & Consultant
Artikel terkait:
- Memahami Biaya Modal (Cost of Equity)
- Contoh Memahami Biaya Modal (Cost of Equity)
- Risk Free Rate (Rf), Tingkat Bunga Bebas Risiko
- Memahami Beta
- Mengenal Risiko Sistematis
Editor : Asti Widyahari, Property Valuer & Advisor

Penilaian.id oleh Asti Widyahari
Property Valuer & Advisor
Asti Widyahari is an experienced property valuer and advisor based in Jakarta, Indonesia, with extensive expertise in property valuation and property consultancy. She is the founder of Penilaian.id and CekNilai.id. Asti is also an active speaker at international conferences, promoting the property valuation profession and professional development in the sector.
Tentang Asti Widyahari
Asti Widyahari adalah Penilai dan Advisor Properti berpengalaman yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dengan keahlian dalam penilaian properti dan konsultasi properti. Ia adalah pendiri Penilaian.id dan CekNilai.id. Asti juga aktif sebagai pembicara di konferensi internasional, mempromosikan profesi Penilai dan pengembangan profesional di sektor ini.