Suku Bunga Turun, Tapi Pasar Properti Belum Tersulut
Suku Bunga Turun, Tapi Pasar Properti Belum Tersulut
Suku bunga acuan Bank Indonesia mengalami tren penurunan yang cukup signifikan sejak pertengahan 2024 hingga pertengahan 2025. Namun, meski pelonggaran moneter terus dilakukan, dampaknya terhadap pasar properti belum sepenuhnya terasa. Mengapa demikian?
1. Tren Penurunan Bertahap
Data suku bunga dari Maret 2024 hingga Juni 2025 menunjukkan pola yang menarik:
Maret–Agustus 2024: Suku bunga naik ke level tertingginya di 6,25% dan bertahan stabil selama lima bulan.
September–Desember 2024: Terjadi penurunan ke 6,00%, menunjukkan langkah awal pelonggaran moneter.
Januari–April 2025: Suku bunga turun lebih jauh ke 5,75%, dan kembali dipangkas ke 5,50% pada Mei dan Juni 2025, level terendah dalam periode tersebut.
Suku Bunga Turun, Tapi Pasar Properti Belum Tersulut
Langkah-langkah ini mencerminkan upaya Bank Indonesia untuk menjaga daya beli dan mendorong aktivitas investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik.
2. Respons Pasar Properti: Masih Belum Bergerak
Meski suku bunga sudah turun secara bertahap, pasar properti residensial, khususnya rumah tapak, belum menunjukkan respons positif yang kuat. Berdasarkan laporan Savills Indonesia (Q2/2025), ada beberapa alasan utama mengapa sektor ini tetap lesu:
Konsumen masih berhati-hati. Penurunan bunga belum cukup untuk mengubah sikap “wait and see” yang mendominasi pasar, terutama di segmen menengah ke bawah.
Daya beli belum pulih. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan tekanan ekonomi membuat masyarakat menunda keputusan pembelian properti.
Sentimen belum positif. Ketidakpastian ekonomi global dan domestik turut menekan kepercayaan konsumen untuk mengambil kredit pemilikan rumah.
Haruskah Optimis?
Meski situasinya belum ideal, penurunan suku bunga tetap menjadi sinyal positif bagi sektor properti. Pasar hunian mewah bahkan tetap aktif, didorong oleh insentif fiskal dan investor yang lebih responsif terhadap suku bunga rendah. Jika tren ini berlanjut dan disertai stimulus tambahan, sektor properti berpotensi mulai bergerak pada paruh kedua 2025.
Demikian artikel “Suku Bunga Turun, Tapi Pasar Properti Belum Tersulut” Semoga bermanfaat!
Nilai properti Anda bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi ekonomi, tren pasar, hingga kebijakan yang berlaku. Dapatkan penilaian properti dan hubungi kami untuk konsultasi penilaian properti Anda hari ini!
Hubungi Asti Widyahari (Managed by Team)
Sumber data: Disusun berdasarkan grafik suku bunga acuan dari Bank Indonesia serta analisis pasar dari laporan Savills Asia Pacific Real Estate Investment Q2/2025 – Indonesia Chapter.
Ni Luh Asti Widyahari, S.T., M.T., MAPPI (Cert)., is an experienced property valuer and advisor based in Jakarta, Indonesia, with extensive expertise in property valuation and property consultancy. She is the founder of Penilaian.id and CekNilai.id. Asti is also an active speaker at international conferences, promoting the property valuation profession and professional development in the sector.
Tentang Asti WidyahariNi Luh Asti Widyahari, S.T., M.T., MAPPI (Cert)., adalah Penilai dan Advisor Properti berpengalaman yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dengan keahlian dalam penilaian properti dan konsultasi properti. Ia adalah pendiri Penilaian.id dan CekNilai.id. Asti juga aktif sebagai pembicara di konferensi internasional, mempromosikan profesi Penilai dan pengembangan profesional di sektor ini.