Walaupun tanah (lahan) dan segala bentuk pembangunannya bisa dilihat secara langsung, contoh tanah kosong, bangunan, atau taman, ada juga konsep-konsep lain yang tidak tampak secara fisik. Konsep tersebut penting karena dapat membantu memahami seperti apa pentingnya tanah dan kemudian menjadi dasar sistem nilai tanah.
Sistem nilai tanah ini merujuk pada cara atau kerangka yang digunakan untuk menentukan seberapa berharganya suatu tanah, baik dari sisi ekonomi, hukum, sosial, maupun lingkungan.
Jadi, bukan hanya tentang “berapa harga tanah per meter”, tapi juga mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi nilai tanah, salah satunya ialah dari sisi hukum/legal sebagai berikut.
Aspek Legal/Hukum Tanah
Dalam sistem ekonomi yang bebas, hukum punya peran besar dalam mengatur penggunaan tanah. Artinya, meskipun seseorang punya tanah sendiri, tetap ada aturan yang harus diikuti tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di atas tanah tersebut.
Hukum dibuat berdasarkan pandangan masyarakat terhadap tanah. Fokusnya bukan pada bentuk atau wujud tanah, melainkan pada hak-hak dan kewajiban pemiliknya. Misalnya, hukum melindungi hak seseorang untuk punya tanah dan memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Tapi di sisi lain, hukum juga memastikan bahwa tanah bisa digunakan untuk kepentingan umum, seperti jalan, saluran air, atau fasilitas umum lainnya.
Secara teori, kepemilikan tanah bisa dianggap mencakup dari pusat bumi sampai langit. Tapi kenyataannya, ada batasan hukum. Misalnya, ruang udara dikuasai pemerintah karena digunakan untuk penerbangan, dan bagian bawah tanah seperti air tanah atau tambang bisa diatur penggunaannya.
Karena hak atas tanah tidak selalu mutlak, hukum menjadi hal penting saat menilai berapa nilai tanah tersebut. Dalam dunia penilaian properti, ada beberapa hal hukum yang harus diperhatikan, seperti:
Hak lintasan: Contohnya jika ada jalan, saluran air, atau kabel listrik milik umum yang melewati tanah kita.
Aturan akses: Siapa saja yang boleh masuk atau menggunakan tanah tersebut.
Batasan penggunaan: Kadang tanah hanya boleh dipakai untuk rumah tinggal, bukan untuk usaha atau industri.
Pencatatan dan pengalihan hak milik: Semua jual beli dan perpindahan kepemilikan tanah harus dicatat secara resmi.
Penilai Properti ketika melakukan penilaian terhadap tanah tentunya harus familiar dengan hukum di daerah tempat tanah itu berada, karena aturan dapat berbeda-beda di tiap wilayah. Sebagai contoh di Indonesia, jenis-jenis tanah seperti tanah adat di Bali, tanah sultan (di Yogyakarta), dan tanah dengan surat hijau (seperti di Surabaya) merupakan contoh bagaimana aturan dan status hukum tanah bisa sangat berbeda-beda tergantung wilayahnya. Ini sangat relevan bagi penilai properti karena masing-masing jenis tanah itu memiliki karakteristik hukum dan risiko berbeda.
Apabila Anda memerlukan jasa penilaian properti untuk berbagai tujuan resmi, silakan menghubungi kami. Sebagai Penilai Publik, kami memberikan layanan profesional yang independen dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hubungi kami sekarang dan konsultasikan kebutuhan penilaian Anda melalui tombol di bawah ini :
Asti Widyahari is an experienced property valuer and advisor based in Jakarta, Indonesia, with extensive expertise in property valuation and property consultancy. She is the founder of Penilaian.id and CekNilai.id. Asti is also an active speaker at international conferences, promoting the property valuation profession and professional development in the sector.
Tentang Asti Widyahari
Asti Widyahari adalah Penilai dan Advisor Properti berpengalaman yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dengan keahlian dalam penilaian properti dan konsultasi properti. Ia adalah pendiri Penilaian.id dan CekNilai.id. Asti juga aktif sebagai pembicara di konferensi internasional, mempromosikan profesi Penilai dan pengembangan profesional di sektor ini.
Sumber: The Appraisal of Real Estate, Appraisal Institute.
 dan segala bentuk pembangunannya bisa dilihat secara langsung, contoh tanah kosong,){kind=link}